Myspace Glitter Text

Rabu, 16 Maret 2011

METODE KONDOM

METODE  KONDOM

  I.      DEFINISI
Metode kondom merupakan salah satu pencegahan kehamilan pada suatu kegiatan senggama dengan menggunakan alat berbentuk kantong tipis, yang dikenakan pada alat vital seorang pria.
Menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genetalia interna dan wanita. Pada masa kini, kondom yang merupakan metode kontrasepsi pria yang telah lama dikenal, kembali mendapatkan perhatian baru, baik dalam bidang Keluarga Berencana maupun dalam bidang lain.
Kondom sudah dikenal oleh banyak orang, bahkan pada masa awal sosialisai KB di negera kita, alat ini banyak dibagi- bagikan secara gratis kepada penduduk. Kondom dibuat dari bahan elastis dan tipis, memang penggunaan alat ini sangat praktis dan mudah. Namun terkadang kenyamanan dalam bersenggama sering terganggu dalam arti secara secara esensi kontak antara si pria dan si wanita menjadi semu. Sehingga secara mental relasi keduanya secara hakiki menjadi tidak intim dan kurang personal. Bahkan untuk beberapa wanita ada yang alergi terhadap bahan dari alat ini.

II.      KEUNTUNGAN KONDOM
       Mencegah kehamilan.
       Memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubungan seks (PHS).
       Dapat diandalkan
       Relatif murah
       Sederhana, ringan, dan disposible.
       Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi atau follow-up.
       Reversible
       Pria ikut secara aktif dalam program KB
Keuntungan-keuntungan kontraseptif tersebut akan diperoleh, kalau kondom dipakai secara benar dan konsisten pada setiap senggama. Umumnya kegagalan yang timbul disebabkan pemakaian yang tidak benar, tidak konsisten, tidak teratur atau tidak hati-hati
Sedangkan pembuatan kondom sendiri pada masa sekarang sudah sangat baik karena harus memenuhi standart tertentu sehingga kualitasnya tidak perlu diragukan lagi.

III.      KERUGIAN KONDOM
       Angka kegagalan relatif tinggi
       Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang kondom
       Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus menerus pada setiap senggama.

IV.      INDIKASI KONDOM
a)     Pria :
-         Penyakit genetalia
-         Sensitivitas penis terhadap sekret vagina
-         Ejakulasi prematur

b)     Wanita :
-         Vaginitis, yang termasuk dalam pengobatan.
-         Kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral IUD, sedangkan pemasangan diafragma atau kap serviks secara anatomis atau psikologis tidak memungkinkan.
-         Untuk membuktikan tidak ada semen yang dilepaskan di dalam vagina
-         Metode tempore :
1.      Belum mengadakan senggama secara teratur.
2.      Selama haid.
3.      Selama mid-siklus pada pemakaian IUD
4.      Selama siklus pertama dari kontrasepsi oral dosis-rendah.
5.      Gagal memakai kontrasepsi oral secara benar/tepat.
6.      Selama periode awal post-partum.
7.      Keengganan psikologis untuk bersentuhan dengan semen.
8.      Keengganan psikologis atau religius untuk menggunakan suatu kontraseptivum.
c)     Pasangan Pria dan Wanita :
-         Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan.
-         Senggama yang jarang.
-         Penyakit kelamin (aktif atau tersangka).
-         Herpes genetalis atau kondiloma akuminata.
-         Urethritis karena sebab apapun, termasuk yang sedang dalam terapi.
-         Sistitis, disuria atau pyuria, sampai penyebabnya ditegakan.
-         Metode sementara sebelum menggunakan kontrasepsi oral atau IUD.

V.      MACAM-MACAM KONDOM
1).    Kulit
a.       Dibuat dari membran usus biri-biri (caecum).
b.      Tidak meregang atau mengkerut.
c.       Menjalarkan panas tubuh, sehingga dianggap tidak mungurangi sensitivitas selama senggama.
d.      Lebih mahal.
e.       Jumlahnya < 1% dari semua jenis kondom.
2).    Lateks
a.       Paling banyak dipakai.
b.      Murah
c.       Elastis
3).    Plastik
a.       Sangat tipis (0.025-0.035mm).
b.      Juga menghantarkan panas tubuh.
c.       Lebih mahal dari latex.
Untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan fisiologis calon akseptor, kondom dibuat dalam aneka-ragam model :
-         Opaque
-         Transparant
-         Berwarna (merah, hitam, biru, kuning, dll)
-         Kering/berpelumas (non-toksik/non-irritans)
-         Bermacam-macam ukuran

VI.      SYARAT-SYARAT STANDART YANG HARUS DIPENUHI OLEH KONDOM:
1.      Test elektronik
a.       Untuk menemukan lubang kecil/lubang jarum pada kondom.
b.      Dasar test ini : karet tidak menghantarkan arus listrik.
2.      Test pengisian air (Water volume test)
a.       Untuk menemukan ada tidaknya lubang pada kondom.
b.      Kondom diisi dengan 300cc air, diikat,dan diletakan pada kertas absorbent atau kain.
3.      Kekuatan kondom
a.       Ini merupakan faktor yang terpenting dalam kondom.
b.      Untuk menentukan kekuatan kondom dilakukan :
       Test pengisian udara  (Air Burst Test) :
·        Kondom diisi dengan 20-25 liter udara.
·        Test ini menguji kekuatan seluruh kondom.
       Tensile test :
·        Sebagian kecil dari kondom digerakan dan diukur kekuatannya sampai bagian tersebut pecah. (minimal :200kg/cm2).
·        Test ini hanya menguji sebagian dari kondom.
4.      Umur kondom (aging)
Dilakukan pemanasan dari kondom pada 70 ± 20C selama 166 ± 2 jam, lalu didiamkan pada suhu 23 ± 50C selama 12-96 jam, lalu kondom dibuka dan diperiksa ada tidaknya kerusakan.
5.      Kemasan kondom
a.       Kemasan kondom harus kedap udara karena udara dapat merusak karet.
b.      Demikian pula dengan panas dan cahaya, yang bila disertai adanya udara (O2) dapat mempercepat kerusakan karet.
6.      Ukuran kondom
a.       Ada kelas 2 ukuran kondom :
-         Kelas I  : Panjang 160mm, Lebar 52 ± 2mm.
-         Kelas II : Panjang 150mm, Lebar 48 ± 2mm.
b.      Umumnya ukuran standart kondom adalah :
            Panjang : minimal 160mm.
            Lebar     : 45-55mm.
            Tebal     : maksimal 0.07-0.16mm.

VII.      EFEKTIVITAS
1.      Theoretical effectiveness, yang meliputi ”method failure”:
2%per 100 pasangan pertahun.
2.      Use effectiveness, yang meliputi “user failure”:
13-38%.
Use effectiveness sangat erat sekali hubungannya dengan karakteristik individu, misalnya :
-         Umur
-         Motivasi : menjarangkan atau menghindari kehamilan.
-         Tingkat pendidikan suami-isteri.
-         Lamanya perkawinan.
-         Penghasilan keluarga.
-         Pengalaman memakai kondom.
           
VIII.      PENERIMAAN/ASKEPTABILITAS
Sebab utama tidak efektifnya kondom adalah penggunaan yang tidak konsisten, dan ini disebabkan antara lain :
1.      Berkurangnya sensitivitas pria, dan juga wanita, selama senggama.
2.      Ketidaknyamanan metode ini (”merepotkan”).
3.      Bayangan/reputasi yang kurang baik mengenai kondom (dihubungkan dengan pelacuran, penyakit kelamin).
4.      Adanya anggapan yang salah perihal efektivitas dan efek samping, misalnya adanya kepercayaan bahwa :
a.       Semen merupakan suatu tonikum (health tonic) yang diperlukan oleh wanita.
b.      Kondom dapat menyebabkan impotensi.

IX.      EFEK NON-KONTRASEPTIF
1.      Perlindungan terhadap penyakit-penyakit akibat hubungan seks (PHS), yang sedang hangat dewasa ini : AIDS.
2.      Perlindungan terhadap PID/infeksi cairan amnion (pada wanita hamil).
3.      Kadang-kadang kondom dianjurkan untuk mengobati ejakulasi prematur, karena kondom mengurangi sensitivitas glans panas.
4.      Penelitian akhir-akhir ini menunjukan bahwa kondom mempunyai efek melindungi, dan mungkin juga efek terapeutik, terhadap timbulnya sel-sel serviks yang abnormal (mungkin oleh Human Papiloma Viru = HPV), Sehingga kemungkinan timbulnya cervical displasia ataupun karsinoma serviks menjadi lebih kecil.
5.      Terapi Infertilitas.
Pada wanita-wanita tertentu, ditemukan adanya antibodi terhadap spermatozoa, yang penyebabnya sampai sekarang belum di ketahui.

X.      KONTRAINDIKASI KONDOM
I.        Absolut :
·        Pria dengan ereksi yang tidak baik.
·        Riwayat syok septik.
·        Tidak bertanggung jawab secara seksual.
·        Interupsi sexual foreplay menghalangi minat seksual.
·        Alergi terhadap karet atau lubrikan pada partner seksual.


II.     Relatif :
      Interupsi sexual foreplay yang mengganggu ekspresi seksual.
XI.      EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI
1.      Keluhan utama dari akseptor adalah berkurangnya sensitivitas glans penis.
2.      Alergi terhadap karet.

XII.      BEBERAPA HAL PENTING YANG HARUS DIKETAHUI OLEH AKSEPTOR
a.       Untuk menghindari terjadinya kehamilan. Syarat utama adalah memakai kondom setiap kali bersenggama.
b.      Pemasangan kondom dilakukan sebelum penis berhubungan dengan genetalia eksterna wanita atau sebelum dimasukan kedalam vagina.
c.       Setelah kondom dipasang pada penis, sisakan sedikit ruang bebas pada ujung kondom.
d.      Simpan kondom di tempat yang kering dan sejuk.
e.       Jangan memakai vaseline sebagai pelumas karena dapat merusak karet  (lebih baik gunakan air liur bila tidak tersedia pelumas).
f.        Untuk menambah  efektivitas kondom, gunakan bersama-sama spermisid.
g.       Periksa kondom setelah senggama selesai, untuk melihat kemungkinan adanya kerusakan pada kondom/apakah kondomnya masih utuh/intak.
h.       Jangna menggunakan kembali kondom yang sama untuk kedua kalinya.

XIII.      KONDOM BARU UNTUK PRIA
-         Dibuat dari plastik polyurethane, ada yang memakai lubrikan, ada yang tanpa lubrikan.
-         Dibandingkan dengan kondom lateks, kondom plastik lebih kuat, lebih tahan lama, kurang peka terhadap panas dan lembab, pembuatannya lebih mudah dan tidak rusak oleh lubrikan yang berbasis minyak. Hanya harganya lebih mahal dari kondom lateks.
-         FHI (Family Health International) sedang menguji coba 2macam kondom plastik yang memakai lubrikan dan tidak menimbulkan konstriksi pada kulit penis :
1.      Satu dipasang pada penis seperti memakai kaos kaki.
            2.   Satu digulungkan seperti kondom lateks konvensional.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...