Merasuk dalam setiap helaan angin – angin semilir
Menyapa kulit yang dingin, meratapi waktu
Bersemayam kalbu jiwa ini, namun raga tak bersua
Bisu pilu, hanya guratan luka didasar hati
Peluh menghiasi pipi, ibarat permata indahlah tuk
disimpan
Berharap permata tetap digenggaman tangan…
Tapi permata luntur menetes dipinggir lautan…
Hilang sudah asa dan harapan
Merajut mimpi kini lenyaplah sudah…
Bukan hati tertawa, melainkan duka lara…
Kini yang diterima dengan mimpi sebaliknya